SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI JASA PEMBUATAN WEBSITE / www.terimajasaweb.com - KAMI MELAYANI JASA PEMBUATAN WEBSITE DENGAN DESAIN YANG MENARIK DAN KEREN TENTUNYA - MULAI DARI PEMBUATAN WEBSITE SEKOLAH, PONDOK PESANTREN, LEMBAGA, INSTANSI, PERUSAHAAN, AMAL USAHA, DAN LAIN SEBAGAINYA - JIKA BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI KAMI VIA WHATSAPP 085729824399 KAMI AKAN MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI DAN PENUH TANGGUNG JAWAB. TERIMAKASIH
  • JASA PEMBUATAN WEBSITE

    Kami menerima jasa pembuatan website mulai dari Sekolah, Pesantren, Yayasan, Lembaga, Berita dan Amal Usaha Lainnya.

  • WIBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 CEPU

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH CEPU

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE PANTI ASUHAN AL HIKMAH CEPU

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE PONPES ALIYYURROHMAN SULAWESI

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE PONPES DARUL MUKHLASIN ASAHAN

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE PONPES ROUDHOTUL MUTA'ALLIM

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE PONPES TARBIYYATUL UMMAH SUKOHARJO

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE SD MUHAMMADIYAH CEPU

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

  • WEBSITE SMA MUHAMMADIYAH CEPU

    Klien yang mempercakan kami dalam mebuatkan website mulai dari memilih domain web, mendesain web, membuat thema web, support adsense, dan yang lainnya.

KHUTBAH JUMAT - Tiga Jebakan Dunia

 


Khutbah Jum’at Tiga ‘Jebakan’ Dunia


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ مَا اسْتَطَعْتَ، وَاذْكُرِ اللهَ عِنْدَ كُلِّ حَجَرٍ وَشَجَرٍ، وَمَا عَمِلْتَ مِنْ سُوْءٍ فَأَحْدِثْ لَهُ تَوْبَةً، اَلسِّرُّ بِالسِّرِّ وَالْعَلَانِيَةُ بِالْعَلَانِيَةِ

أَمَّا بَعْدُ


Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Hanya semata karena nikmat dan rahmat dari Allah SwT, kita hari ini dapat berjumpa kembali dengan hari yang teramat mulia pada setiap pekan, yakni hari raya Jum’at. Semoga salam serta shalawat tercurahkan kepada junjungan besar kita Rasulullah Muhammad saw, juga kepada keluarga, serta sahabat dan begitu pula bagi orang-orang yang senantiasa istiqamah meniti jalan beliau hingga hari akhir nanti.

Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Hidupnya manusia di hamparan bumi ini tentu tidak dapat lepas dari berbagai macam cobaan dan ujian. Allah SwT melalui cobaan yang diberikan tersebut, bermaksud untuk menyaring golongan hamba-hamba-Nya, mana di antara mereka yang termasuk hamba yang bertakwa dan mana di antara mereka yang tergolong hamba yang ingkar. Allah SwT berfirman,

وَقَطَّعْنَٰهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِّنْهُمُ ٱلصَّٰلِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَٰهُم بِٱلْحَسَنَٰتِ وَٱلسَّيِّـَٔاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al-A’raf: 168)

Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Di antara ujian yang diberikan oleh Allah SwT untuk umat manusia yaitu adanya bermacam-macam fitnah, yang paling sering membuat anak manusia tergelincir di antaranya ada tiga, yaitu: harta, tahta dan wanita. Jamak kita temui insan yang awalnya shalih, pada akhirnya berbalik dari keimanannya karena terlena dengan fitnah tersebut.

Pertama, Fitnah Harta. Harta merupakan salah satu ujian yang terdahsyat bagi manusia. Bahkan ada muslim yang awalnya taat pun terpaksa harus lepas dari keimannya karena menjadi tawanan harta. Rasulullah saw bersabda,

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ

“Sesungguhnya setiap umat itu mendapat ujian, dan ujian pada umatku adalah harta.” (HR. At-Tirmizi, Sahih menurut al-Albani)

Sebagai muslim kita harus merenungkan kembali wasiat Rasulullah saw yang dahulu beliau nasihatkan kepada para sahabat saat Abu Ubaidah bin Jarrah datang dari Bahrain dengan membawa upeti, “Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yang akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Menjadi muslim yang kaya itu penting. Sebab dengan harta dan kekayaan banyak ibadah dan amal saleh yang bisa kita lakukan. Seperti bersedekah, berinfaq, berhaji. Bukan sebaliknya, kita menjadi budak harta sehingga berlomba-lomba mengumpulkannya, cenderung menghalalkan segala cara, dan dengan harta justru membuat kita menjadi orang yang bakhil, pelit.

Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Kedua, Fitnah Tahta. Ujian yang kedua ini tidak kalah berbahayanya dari yang pertama. Hendaknya kita berhati-hati dari fitnah tahta, jabatan atau kedudukan. Rasulullah saw bersabda,

‌إِنَّكُمْ ‌سَتَحْرِصُونَ ‌عَلَى ‌الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sesungguhnya kalian akan berambisi untuk mendapatkan kekuasaan, padahal kekuasaan itu akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari)

Dari Ka’ab bin Malik RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,


 مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ


“Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Hibban, Shahih)

Nabi Muhammad saw menggambarkan rusaknya agama seseorang karena rakusnya seseorang kepada harta dan kedudukan, lebih parah dari rusaknya tubuh kambing yang dicabik-cabik oleh dua serigala lapar yang rakus. Padahal dua serigala yang kelaparan pasti akan menjadi teramat buas saat melihat seekor kambing. Keduanya akan saling berebut kambing tersebut untuk segera dimakan. Kerakusan dan kebuasan dua serigala tersebut pasti akan segera mencabik-cabik tubuh kambing yang awalnya utuh, sehingga berakhir dalam keadaan rusak tercabik-cabik.

Kekuasaan bisa menjadi ladang amal kebaikan manakala dijalankan dengan amanah. Sederhananya amanah adalah tanggung jawab, profesional, dan dimaknai sebagai jalan pengabdian. Bukan malah merasa aji mumpung. Seenaknya berkuasa dan semena-mena. Kekuasaan hanya dijadikan alat untuk mencapai kepentinganya sendiri, memperkaya diri.

Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Ketiga, Fitnah Wanita. Di setiap zaman akan kita jumpai bukti nyata bahwa salah satu ujian terberat bagi manusia adalah ujian dari lawan jenis. Ahli ibadah pun juga ada yang terpeleset karena godaan lawan jenis. Perdamaian dan peperangan juga bisa timbul karena dipicu oleh lawan jenis. Rasulullah saw bersabda,


مَا تَرَكْتُ بَعْدِي ‌فِتْنَةً ‌أَضَرَّ ‌عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ


“Aku tidak meninggalkan ujian sesudahku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki selain dari wanita.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah saw bersabda dalam hadits lain,

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Maka berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.” (HR. Muslim)

Bukan bermaksud merendahkan harkat dan martabat wanita, karena sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang salehah. Hanya saja, ketika dalam keadaan kaya dan berpamgkat, seseorang terkadang lupa dan sulit menahan diri dari nafsu sahwat terhadap lawan jenis. Cerita tergelincirnya seseorang ke dalam jurang kehancuran karena wanita sudah sering kita dengar.

Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Tidak dapat disangkal bahwa fitnah harta, tahta, dan wanita adalah ujian yang teramat berat. Maka jangan pernah sedikitpun kita menyepelekan tiga fitnah tersebut. Kita tidak tahu, ada di antara fitnah harta, tahta, dan wanita tersebut, mana yang akan Allah SwT timpakan kepada kita. Bahkan bukan mustahil dalam satu waktu sekaligus Allah SwT menimpakan kita dengan tiga fitnah tersebut. Hal yang harus kita lakukan yaitu selalu membentengi diri dengan iman yang kokoh agar kita tidak gampang terombang ambing saat Allah SwT menguji kita dengan badai fitnah dari harta, tahta dan wanita tersebut.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ ال اَيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ


KHUTBAH KEDUA

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ


Jamaah Jum’ah yang berbahagia

Menggapai surga memang tidak mudah. Rasulullah saw bersabda,

‌حُفَّتِ ‌الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Surga itu diliputi dengan hal-hal yang dibenci oleh jiwa, dan Neraka itu diliputi dengan hal-hal yang sesuai dengan keinginan syahwat.” (HR. Muslim)

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah SwT meneguhkan iman kita dan menyelamatkan kita dari berbagai macam fitnah dan ujian. Aamiin…

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَاۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Sumber : Suara muhammadiah

Share:

KHUTBAH JUMAT - KAYA SEJATI

 


Oleh: Diyan Faturahman : Kaya Sejati


الْحَمْدُ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَّهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ . أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَّغَ الرِّسالةَ، وَأَدَّى الْأَمَانَةَ، وَنَصَحَ الأمَّةَ، وَجاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهادِهِ حَتَّى أَتَاهُ اليَقِينُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُم بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ


عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ


Jamaah Jumat Rahimakumullah,


Jika kita boleh memilih lahir dari keturunan siapa, mungkin kita akan memilih lahir dari keluarga raja, bangsawan atau keluarga presiden. Tanpa usaha keras, terpenuhi sudah apa yang menjadi keinginan. Siapapun mudah mengenal kita, ke manapun dan apapun yang diinginkan pasti terwujud.


Sayangnya kita tidak bisa memilih. Sehingga di antara kita tumbuh dari keluarga petani, pedagang, nelayan, rakyat jelata, atau bahkan tidak tahu keberadaan orangtuanya sekalipun, karena tumbuh besar berada di panti asuhan.


Inilah salah satu sunnatullah hidup di alam dunia yang serba fana. Allah SwT ciptakan ada yang kaya, ada yang kurang, ada yang cukup. Namun yang pasti adalah asal kejadian dan tujuan akhir perjalanan hidup kita adalah sama belaka.


Kita lahir dari campuran air mani laki-laki dengan sel telur perempuan, atas izin Allah SwT hidup di dalam rahim hingga menjadi bayi yang sempurna.


Setelah tumbuh dan menjadi dewasa, diberi kewajiban untuk beribadah. Shalat misalnya, tidak ada perbedaan tata cara shalatnya bos dengan karyawan, tidak ada perbedaan jumlah rakaat antara raja dengan rakyatnya, antara yang kaya dengan yang tidak. Semua sama mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad Saw.


Sujud sama sujud, berdiri sama berdiri, dari takbiratul ihram hingga salam, semua satu gerakan mengikuti imam. Bahwa yang membedakan hanyalah kesucian diri, kebersihan jiwa, dan ketundukan hati atau ketakwaannya di sisi Allah SwT.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ


 إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS. Al Hujurat: 13)


Rasulullah bersabda:


إن الله لا ينظر إلى أجسادكم ولا إلى صوركم ولكن ينظر إلى قلوبكم (رواه مسلم)


Jamaah Jumat Rahimakumullah,


Tidak sedikit orang yang ragu bahwa hakikat kekayaan, adalah kekayaan hati. Maka perlu diberi kalimat taukid atau penguat, “inna”, yakni sungguh, tanpa ada keraguan. Bahwa Sungguh Tuhan Allah SwT hanya melihat hati kita, bukan pada tampilan fisik atau topeng kita.


Bukan menjadi aib memiliki gelar yang banyak atau tubuh yang kekar, justru itu adalah prestasi dan keutamaan. Namun, jika hal itu menjadi kebanggaan yang menyebabkan diri merasa lebih baik dari orang lain, lebih mulia dari yang lain, atau bahkan menyebabkan perbuatan merendahkan sesama. Maka inilah yang harus diperbaiki oleh diri kita.


Bahwa hakikat kekayaan ialah kekayaan hati.


 وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ…


… akan tetapi kaya itu adalah kaya hati (merasa cukup dan puas)


Begitupun, akhir kesudahan kita juga sama, yakni liang lahad sebelum kemudian dihadapkan pada hari pembalasan, lalu diberi keputusan apakah menjadi ahli syurga atau bukan.


Jamaah Jumat Rahimakumullah,


Ketika kita sudah tahu asal usul dan tujuan akhir dari perjalanan hidup ini, maka tidak perlu kemudian menyalahkan keadaan. Jangan sampai kita membenci keluarga, saudara apalagi orang tua.


Justru rasa syukur setelah bersyukur kepada Allah SwT ialah syukur kepada orangtua,


وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ


Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman: 14)


Di antara bentuk syukur itu, antara lain ialah dengan tidak menyekutukan Allah, lalu berbakti pada orang tua dengan sebaik-baiknya.


Manakala mereka dalam usia lanjut, dan mulai timbul karakter yang kurang menyenangkan, sekalipun jangan sampai berkata uff atau “ah” dalam bahasa kita. Kalimat tersebut merupakan salah satu pilihan kata buruk yang paling rendah tingkatannya, atau suara yang menunjukkan rasa kesal, kemalasan dan berat.


Maknanya ialah, mengeluarkan kata buruk yang paling rendah saja kita dilarang, terlebih lagi membentak, mencaci, menyakiti, dan berkata kasar lainnya yang menimbulkan rasa sakit hati berlebih dalam diri orangtua. Lebih dari itu, berbuat jahat apapun yang menimbulkan luka fisik, jauh lebih dilarang dalam norma hukum apalagi agama kita. Sebaliknya, kepada mereka kita katakana semulia-mulianya tutur kata.


Demikianlah, salah satu wujud kaya sejati yang dimaksud. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari uraian tersebut. Sebaliknya, di samping usaha kita sebagai anak untuk berbuat sebaik-baiknya kepada orangtua, pun sebaliknya, kita sebagai orangtua jangan sampai berbuat durhaka kepada anak, dengan tidak memberinya hak kasih sayang, nafkah yang halalan thayyiban, serta nasihat dan suri teladan.


بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ  وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ


Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ , يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك .  رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ


Sumber : Suara Muhammadiyah

Share:

ONE DAY ONE HADITS - Segala Perbuatan Ditentukan Niatnya

 


ONE  DAY  ONE  HADITS

Segala Perbuatan Ditentukan Niatnya 

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan( ) tergantung niatnya( ). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya ( ) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.

2. Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

3. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).

4. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.

5. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.

6. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.

7. Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.

8. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.

9. Hadits diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-qur'an :

1. Niat dan keikhlasan 

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Al-Bayyinah: 5)

2. Hijrah

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظالِمِي أَنْفُسِهِمْ قالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ واسِعَةً فَتُهاجِرُوا فِيها فَأُولئِكَ مَأْواهُمْ جَهَنَّمُ وَساءَتْ مَصِيراً

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, "Dalam keadaan bagaimanakah kalian ini?" Mereka menjawab, "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kalian dapat berhijrah di bumi itu?" Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, [An-nisa :97].

Share:

Embun Pagi - Jika kita mencari satu orang yang akan mengubah hidup kita, lihatlah di cermin.

 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Embun Pagi

Jika kita, mencari satu orang yang akan mengubah hidup kita, lihatlah di cermin.

Selamat beraktivitas, Semoga kita, selalu sehat dan Sabar 🤲

Ayat Kita Hari Ini

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Surat Ar Ra’d Ayat 11

Tafsir Ringkas Kemenag

Tidak saja mengetahui sesuatu yang tersembunyi di malam hari dan yang tampak di siang hari, Allah, melalui malaikat-Nya, juga mengawasinya dengan cermat dan teliti. Baginya, yakni bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga dan mengawasi-nya secara bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka menjaga dan mengawasi-nya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah Yang Mahakuasa tidak akan mengubah keadaan suatu kaum dari suatu kondisi ke kondisi yang lain, sebelum mereka mengubah keadaan diri menyangkut sikap mental dan pemikiran mereka sendiri. Dan apabila,yakni andaikata, Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum-dan ini adalah hal yang mustahil bagi Allah-maka tak ada kekuatan apa pun yang dapat menolaknya dan tidak ada yang dapat menjadi pelindung bagi mereka selain Dia.

Tafsir Tahlili

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt menugaskan kepada beberapa malaikat untuk selalu mengikuti manusia secara bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Ada malaikat yang bertugas menjaga manusia di malam hari, dan ada yang di siang hari, menjaga dari pelbagai bahaya dan kemudaratan. Ada pula malaikat yang mencatat semua amal perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk, yaitu malaikat yang berada di sebelah kanan dan kiri. Malaikat yang berada di sebelah kanan mencatat segala kebaikan, dan yang di sebelah kiri mencatat amal keburukan, dan dua malaikat lainnya, yang satu di depan dan satu lagi di belakang. Setiap orang memiliki empat malaikat empat pada siang hari dan empat pada malam hari. Mereka datang secara bergiliran, sebagaimana diterangkan dalam hadis yang sahih:

يَتَعَاقَبُوْنَ فِيْكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُوْنَ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ فَيَصْعَدُ إِلَيْهِ الَّذِيْنَ بَاتُوْا فِيْكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ. (رواه البخاري عن أبي هريرة)

Ada beberapa malaikat yang menjaga kamu secara bergiliran di malam hari dan di siang hari. Mereka bertemu (untuk mengadakan serah terima) pada waktu salat Subuh dan salat Aṣar, lalu naiklah malaikat-malaikat yang menjaga di malam hari kepada Allah Ta’ala. Dia bertanya, sedangkan Ia sudah mengetahui apa yang akan ditanyakannya itu, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kamu meninggalkan mereka (di dunia)?” Malaikat menjawab, “Kami datang kepada mereka ketika salat dan kami meninggalkan mereka, dan mereka pun sedang salat.” (Riwayat al-Bukhārī dari Abu Hurairah)

Apabila manusia mengetahui bahwa di sisinya ada malaikat-malaikat yang mencatat semua amal perbuatan dan mengawasinya, maka dia harus selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat karena setiap aktivitasnya akan dilihat oleh malaikat-malaikat itu. Pengawasan malaikat terhadap perbuatan manusia dapat diyakini kebenarannya setelah ilmu pengetahuan menciptakan alat-alat modern yang dapat mencatat semua kejadian yang terjadi pada diri manusia. Sebagai contoh, alat pengukur pemakaian aliran listrik dan air minum di tiap-tiap kota dan desa telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang telah dipergunakan dan berapa yang harus dibayar oleh si pemakai. Demikian pula alat-alat yang dipasang di kendaraan bermotor yang dapat mencatat kecepatannya dan mengukur berapa jarak yang telah ditempuh.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengungkapkan bermacam-macam perkara gaib, sebagai bukti yang dapat memberi keyakinan kepada kita tentang benarnya teori ketentuan agama. Hal itu juga menjadi sebab untuk meyakinkan orang-orang yang dikuasai oleh doktrin kebendaan, sehingga mereka mengakui adanya hal-hal gaib yang tidak dapat dirasakan dan diketahui hanya dengan panca indera. Oleh karena itu, sungguh tepat orang yang mengatakan bahwa kedudukan agama dan pengetahuan dalam Islam laksana dua anak kembar yang tidak dapat dipisahkan, atau seperti dua orang kawan yang selalu bersama seiring sejalan dan tidak saling berbantahan.
Malaikat-malaikat menjaga manusia atas perintah Allah dan seizin-Nya. Mereka menjalankan tugas dengan sempurna. Sebagaimana dalam alam kebendaan ada hubungan erat antara sebab dan akibat, sesuai dengan hikmahnya, seperti adanya pelupuk mata yang dapat melindungi mata dari benda yang mungkin masuk dan bisa merusaknya, demikian pula dalam kerohanian, Allah telah menugaskan beberapa malaikat untuk menjaga manusia dari berbagai kemudaratan dan godaan hawa nafsu dan setan.
Allah swt telah menugaskan para malaikat untuk mencatat amal perbuatan manusia meskipun kita tidak tahu bagaimana cara mereka mencatat. Kita mengetahui bahwa sesungguhnya Allah sendiri cukup untuk mengetahuinya, tetapi mengapa Dia masih menugaskan malaikat untuk mencatatnya? Mungkin di dalamnya terkandung hikmah agar manusia lebih tunduk dan berhati-hati dalam bertindak karena kemahatahuan Allah melingkupi mereka. Amal mereka terekam dengan akurat sehingga kelak tidak ada yang merasa dizalimi dalam pengadilan Allah.
Ali bin Abi Talib mengatakan bahwa tidak ada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang menjaganya dari kejatuhan tembok, jatuh ke dalam sumur, dimakan binatang buas, tenggelam, atau terbakar. Akan tetapi, bilamana datang kepastian dari Allah atau saat datangnya ajal, mereka membiarkan manusia ditimpa oleh bencana dan sebagainya.
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perbuatan aniaya dan saling bermusuhan, serta berbuat kerusakan dan dosa di muka bumi. Hadis Rasulullah saw:

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلَى يَدَيْهِ يُوْشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللّٰهُ تَعَالَى بِعِقَابٍ (أخرجه أبو داود والترمذي وابن ماجه عن أبي بكر الصديق)

Jika manusia melihat seseorang yang zalim dan tidak bertindak terhadapnya, maka mungkin sekali Allah akan menurunkan azab yang mengenai mereka semuanya. (Riwayat Abū Dāwud, at-Tirmīżī, dan Ibnu Mājah dari Abu Bakar aṣ-Ṣiddīq)

Pernyataan ini diperkuat dengan firman Allah:

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚ

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. (al-Anfāl/8: 25)

Kaum muslimin pada fase pertama penyebaran Islam telah mengikuti ajaran-ajaran Al-Qur’an dengan penuh keyakinan dan kesadaran, sehingga mereka menjadi umat terbaik di antara manusia. Mereka menguasai berbagai kawasan yang makmur pada waktu itu, serta mengalahkan kerajaan Roma dan Persia dengan menjalankan kebijaksanaan dalam pemerintahan yang adil, dan disaksikan oleh musuh-musuhnya. Orang-orang yang teraniaya dibela dalam rangka menegakkan keadilan. Oleh karena itu, agama Islam telah diakui sebagai unsur mutlak dalam pembinaan karakter bangsa dan pembangunan negara.
Setelah generasi mereka berlalu dan diganti dengan generasi yang datang kemudian, ternyata banyak yang melalaikan ajaran agama tentang keadilan dan kebenaran, sehingga keadaan mereka berubah menjadi bangsa yang hina. Padahal sebelum itu, mereka merupakan bangsa yang terhormat, berwibawa, mulia, dan disegani oleh kawan maupun lawan. Mereka menjadi bangsa yang diperbudak oleh kaum penjajah, padahal sebelumnya mereka sebagai penguasa. Mereka menjadi bangsa yang mengekor, padahal dahulunya mereka merupakan bangsa yang memimpin.
Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya telah mencantumkan sebuah bab dengan judul: Kezaliman dapat Menghancurkan Kemakmuran. Beliau mengemukakan beberapa contoh dalam sejarah sebelum dan sesudah Islam, bahwa kezaliman itu menghancurkan kekuasaan umat Islam dan merendahkan derajatnya, sehingga menjadi rongrongan dari semua bangsa. Umat Islam yang pernah jaya terpuruk beberapa abad lamanya di bawah kekuasaan dan penjajahan orang Barat.
Apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum dengan penyakit, kemiskinan, atau bermacam-macam cobaan yang lain sebagai akibat dari perbuatan buruk yang mereka kerjakan, maka tak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Allah.
Share:

ONE DAY ONE HADITS - Wali Allah Versus Wali Syetan

ONE  DAY  ONE  HADITS

Wali Allah Versus Wali Syetan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : » إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَُّّه « رواه البخاري

“Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. (H.R.al-Bukhâriy)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang menjadi wali Allah Ta’ala (kekasih Allah Ta’ala) yang benar, yaitu orang yang selalu menetapi ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2- Wali Allah adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengamalkan ketaatan, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan memperbanyak amal-amal sunnah, maka Allah membalasnya dengan penjagaan dan pertolongan-Nya.

3- Perbedaan antara wali Allah dan wali Setan (musuh Allah Ta’ala) adalah bahwa wali Allah Ta’ala selalu mengerjakan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan wali Setan selalu melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan amal shaleh. 

4- Maka jika ada seorang yang mengaku sebagai wali padahal dia tidak memahami dan mengamalkan amal-amal shaleh yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ketahuilah dia itu adalah wali setan dan bukan wali Allah Ta’ala.

5- Derajat/tingkat kewalian manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya

6- Tingkat/derajat kewaliaan ada dua,

a- Derajat as-Sabiqun al-Muqarrabun (orang-orang yang sangat dekat kepada Allah Ta’ala dan selalu bersegera/berlomba dalam kebaikan). Inilah tingkatan yang teringgi, yaitu orang-orang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan amal-amal shaleh yang wajib dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram, serta berupaya keras melakukan amal-amal sunnah yang dianjurkan dalam Islam dan meninggalkan perkara-perkara yang makruh (dibenci).

b- Derajat al-Muqtashidun Ashabul yamin (Golongan kanan yang bersikap sederhana dalam beramal), yaitu orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan menunaikan dan menyempurnakan amal-amal shaleh yang wajib serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram.

7- Wali Allah Ta’ala akan selalu mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah Ta’ala dalam pendengaran, penglihatan dan seluruh perbuatan anggota badannya agar mereka selalu berada di atas keridhaan-Nya dan jauh dari segala keburukan.

8- Demikian pula dia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Ta’ala, yang menjadikannya jika memohon maka Allah Ta’ala akan mengabulkan permohonannya dan jika meminta perlindungan maka Allah Ta’ala akan memberikan perlindungan kepadanya, sehingga dia akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya karena kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala. 

9- Jadi, setiap orang yang menempuh selain jalan yang sudah disyari’atkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, maka dia tidak akan mencapai wilâyatullâh (kewalian yang dianugerahkan oleh Allah) dan mahabbah-Nya. · Setiap Muslim sangat menginginkan agar doanya dikabulkan, amalannya diterima, permintaannya diberi serta mendapatkan perlindungan dari-Nya. Hal ini semua adalah tuntutan yang amat berharga dan anugerah yang agung yang tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang yang menempuh jalan menuju wilâyatullâh, yaitu melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan-Nya plus ibadah-ibadah sunnah seoptimal mungkin diiringi dengan niat yang tulus (an-Niyyah al-Khâlishah), mengikuti Nabi serta berjalan diatas manhajnya (al-Mutâba’ah). 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1- Setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah adalah wali Allah Ta’ala. 

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ، لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ، ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Ketauhilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa (kepada Allah). Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar” (QS Yuunus: 62-64).

2- Keutamaan ibadah nawafil (sunnah)

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ 

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.[Fathir : 32]

3- Allah mencela orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya suci

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلاً 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.[An Nisa:49]

4- Allah melarang memuji diri sendiri dan merasa besar diri serta membanggakan amal sendiri.

فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ

maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.(An-Najm: 32).

Share:

Cerita Pendakian Gunung Sindoro

 


Cerita ini dimulai saat kita dari Team Predator punya agenda untuk pendakian ke gunung sindoro yang dimana saat itu masih bimbang antara iya dan tidak.

tepat pada tanggal 01 Juli 2019 kita memutuskan untuk berangkat ke gunung sindoro dengan kendaaraan roda dua, pada saat itu yang berangkat hanya 4 orang saja mulai dai saya sendiri, amin romadhon, lanang bagus, dan ferry adi c. 

kita mulai start dari cepu mulai pagi jam 03.00 wib dan di perjalan pada saat itu dinginya minta ampun karna pas di musim kemarau. saat itu kita mulai terasa dingin waktu sampai di perjalanan menuju ngawi sepanjang perjalanan watu jago yang dimana saat itu sangat sepi dan hawanya juga dingi sekali. 

singkat cerita kurang lebih jam 04.00 wib kita sampai di pom bensin ngawi yang dekat teminal lama, disitu kami istirahat dan sholat subuh dan sarapan pagi dulu sebelum melanjutkan perjalanan.

jam 05.30 kami mulai melanjutkan perjalanan kembali melewati sepanjang perjalan dari kota Ngawi, sragen, gemolong, solotigo, parakan, dan samapai ke lokasi/Basecamp sindoro kurang lebih pukul 11.00 wib. ditu kami istirhat sejenak sambil beli bakso untuk menghilangkan rasa lelah yang kami rasakan.

setelah semua sudah frees kembali baru kita menuju ke lokasi basecamp pendakian gunung sindoro untuk registrasi dan pendataan anggota ang mau pendakian, saat itu kita juga di berikan arahan dan edukasi sama petugas penggelola untuk selalu mematuhi kebijakan dan menyiapkan pelengkapan untuk pendakian kita. di situ juga kami selalu di ingatkan untuk selalu berhati2 dan waspada dengan keadaan alam yang tidak menentu supaya kita juga selalu waspada.

tepat pukul 13.00 sesudah melaksanakan ibadah sholat jama' duhur dan ashar kita melanjutkan pendakian menuju pos 1 gunung sindoro. sepanjang perjalanan kita disuguhi pemandangan yang bagus dengan lebatnya tamanan tembakau di kanan kiri jalan pendakian, walau banyak juga orang2 pendaki yang saat itu memilih altenatif ojek dari basecamp ke pos 1 demi mempercepat pendakian, tapi bagi kita pantang melakukan itu kalau tidak darurat, masak pendaki kok ngojek hehe.

tak terasa 1 jam berlalu kita sudah sampai di pos pertama dan tanpa basa basi kita lanjut pendakian menuju pos 2 yang di mana saat itu menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam dan sepanjang perjalan itu banyak juga anak2/orang sekitar yang memanfaatkan jalur pendakian untuk main main dengan motor trek yang dimana saat itu sangant mengganggu sekali, disamping membuat jalurnya rusak dan debunya sampai kemana2. dalam hati mengguman dasar orang gak punya sopan santun.

singkat cerita ketika kita perjalanan dari pos 2 ke pos 3 disitu kita mulai merasakan lelah dan letih, mungkin efek dari perjalan berangkat naik motor dari cepu ke sindoro. 

tanpa lama2 ketika kita sudah sampai di pos tiga yang dimana saat itu tidak mungkin untuk kita melanjutkan pendakian karna saat itu waktu sudah menunjukan jam 17.30 dan mulai gelap. tanpa lama lama kita buka career kita dan pasang tenda untuk ngecamp di pos 3 gunung sindoro karna badan sudah terasa letih dan lelah. ketika tenda sudah berdiri tegak disitulah kita memanfaatkan untuk sholat dan istirahat dan masak masak untuk mengisi energi dalam tubuh agar kuat kembali.

tak terasa malam itu begitu sunyi dan nyaman sampai2 tidur kita pulas banget, di ketinggian itu terdengar sayuh2 kumandang adzan subuh dan kita juga beranjak untuk melaksanakan sholat shubuh. di pagi itu setelah kita buat mie rebuh dan teh hanggat kita langsung melanjutkan perjalanan pendakian menuju pos 4 yang dimana perjalanan saat itu terasa lama banget, tapi sesudah sampai di pos 4 pemandangan yang luar biasa kami lihat dengan pemandangan gunung sumbing ang di selimuti awan tebal yang memukau penglihatan.

dan inilah pendakian yang sesungguhnya dimana jalur pos 4 menuju puncak itu sangat menguras tenaga, bagai mana tidak sepanjang jalur pendakian itu nanjak terus dan puncak terlihat sangat jauh. ketidak kita melihat atas oh itu puncaknya sebentar lagi, dan saat sudah sampai ternyata itu belum puncak dan ada jalur nanjak lagi, kejadian itu berulang sampai 3 kali dan akhirnya puncak sesungguhnya sudah terlihat, dengan rasa haru dan penuh dengan semangat kami mempercepat langkah kita untuk segera sampai puncak sindoro.

alhamdulillah tepat pukul 08.00 kita sampai di puncak sindoro. rasa bahagia, haru, letih, capek, semua tercampur aduk jadi satu. inilah kebanggaan diri sendiri bisa merasakan dan bisa menginjakkan kaki di atas puncak sindoro, 02 Juli 2023.

VIDEO LENGKAPNYA



Share:

Embun Pagi - Kebahagiaan hanya bergantung pada apa yang kita pikirkan

 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Embun Pagi

Kebahagiaan itu, tidak bergantung pada siapa kita, atau apa yang kita miliki. Kebahagiaan, hanya bergantung, pada apa yang kita pikirkan.

Selamat beraktivitas  👍

Semoga kita,  selalu sehat dan berkah 🤲🏻

Ayat Kita Hari Ini


وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۚ قَالُوا خَيْرًا ۗ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ


Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa."

Surat An-Nahl Ayat 30

Tafsir Ringkas Kemenag

Usai menyebut hukuman dan azab di dunia dan akhirat bagi orang kafir, Allah melalui ayat-ayat berikut menjelaskan pahala bagi orang yang bertakwa, baik di dunia maupun akhirat. Allah berfirman, ‘Dan kemudian dikatakan oleh para malaikat kepada orang yang bertakwa yang selalu taat dan patuh kepada Allah, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu kepada kamu?” Mereka menjawab, “Tuhan kami telah menurunkan kebaikan.” Bagi orang yang berbuat baik dengan didasari iman dan takwa pada masa hidup mereka di dunia ini pasti mendapat balasan yang baik. Dan sesungguhnya balasan yang baik di dunia itu belumlah seberapa karena balasan di negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat tinggal bagi orang yang bertakwa. Mereka kekal di dalamnya.”

Tafsir Tahlili

Allah swt menggambarkan keadaan orang-orang mukmin apabila ditanya bagaimana kesannya terhadap apa yang diturunkan oleh Allah. Orang-orang yang mematuhi ayat-ayat Allah itu akan memberikan jawaban bahwa yang diturunkan itu adalah kebaikan dan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang menaati agamanya dan mempercayai rasul-Nya, serta mengamalkan ayat itu di tengah-tengah masyarakat. Mereka akan menjadi hamba Allah yang berbuat kebajikan dan menerima kebahagiaan hidup, sedangkan di akhirat akan mendapat pahala yang lebih baik lagi dari pahala yang mereka terima di dunia.

Di akhir ayat, Allah swt menegaskan bahwa kehidupan akhirat adalah lebih baik dan sebagai tempat yang paling baik bagi orang-orang yang bertakwa. Kebahagiaan yang akan mereka terima di akhirat itu sifatnya kekal, sedang kebahagiaan di dunia hanya sementara. Kebahagiaan di akhirat memberikan kepuasan dalam arti sebenar-benarnya, sedang kebahagiaan di dunia merupakan kebahagiaan yang sementara dan terbatas. Kebahagiaan yang akan diterima oleh orang-orang mukmin sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini:

فَاٰتٰىهُمُ اللّٰهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْاٰخِرَةِ ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَࣖ ١٤٨ (اٰل عمران)

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Āli ‘Imrān/3: 148)

Share:

ONE DAY ONE HADITS - Tiga Amalan yang Bisa Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat

 


ONE  DAY  ONE  HADITS

Jum'at, 17 November 2023

Tiga Amalan yang Bisa Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat

عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((ألا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟)) قَالُوا: بَلَى، يَا رسولَ اللهِ، قَالَ: ((إِسْبَاغُ الوُضُوءِ عَلَى المَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخُطَا إِلَى المَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بَعْدَ الصَّلاةِ فَذلِكُمُ الرِّبَاطُ)). رواه مسلم. 

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sukakah engkau semua saya tunjukkan pada sesuatu amalan yang dengannya itu Allah akan menghapuskan segala macam kesalahan serta mengangkat pula dengannya tadi sampai beberapa darjat?" Para sahabat menjawab; "Baik, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda:

"Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran banyaknya, melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid serta menantikan shalat setelah selesai shalat yang satunya. Yang sedemikian itulah yang dinamakan ribat (perjuangan)." (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran, misalnya di saat yang udaranya dingin sekali, sehingga airnya pun menjadi sangat pula dinginnya.

2- Dalam Hadis di atas dijelaskan bahwa senantiasa berthaharah yakni tetap suci dari hadas besar dan kecil, juga shalat dan segala sesuatu yang dilakukan ditujukan untuk niat beribadat dan berbakti kepada Tuhan, adalah sama pahalanya dengan berjihad fi-sabilillah.

3- Disebut ribat tiga perkara itu karena musuh yang utama bagi manusia adalah hawa nafsunya.

4- Tiga amalan itu(yang disebut dalam hadist) untuk membendung jalan-jalan syetan dan hawa nafsu.

Karena jihadun nafs merupakan jihad yang paling besar.

5- Maka barang siapa bisa melestarikan tiga perkara diatas, akan dihapus kesalahan dan diangkat derajatnya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Bersungguh-sungguh dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan.

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ

Dan berjihadlah pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (Al-Hajj: 78)

2- Yaitu takut akan hari ia dihadapkan kepada Allah Swt. dan takut akan keputusan Allah terhadap dirinya di hari itu, lalu ia menahan hawa nafsunya dan tidak memperturutkannya serta menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya, surga tempatnya.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. (An-Nazi'at: 40)

فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى

maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi'at: 41)

Share:

Embun Pagi - Berjuang Untuk Perubahan Diri

 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Embun Pagi

Perubahan diri memerlukan perjuangan, bukan dengan sekedar duduk diam. Berjuanglah demi perubahan diri, dan beri ruang pada perubahan."

Jum'at Berkah 👍

Semoga kita, selalu sehat dan Sabar 🤲


Ayat Kita Hari Ini


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ


"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Surat Ar Ra’d Ayat 11


Tafsir Ringkas Kemenag

Tidak saja mengetahui sesuatu yang tersembunyi di malam hari dan yang tampak di siang hari, Allah, melalui malaikat-Nya, juga mengawasinya dengan cermat dan teliti. Baginya, yakni bagi manusia, ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga dan mengawasi-nya secara bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka menjaga dan mengawasi-nya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah Yang Mahakuasa tidak akan mengubah keadaan suatu kaum dari suatu kondisi ke kondisi yang lain, sebelum mereka mengubah keadaan diri menyangkut sikap mental dan pemikiran mereka sendiri. Dan apabila,yakni andaikata, Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum-dan ini adalah hal yang mustahil bagi Allah-maka tak ada kekuatan apa pun yang dapat menolaknya dan tidak ada yang dapat menjadi pelindung bagi mereka selain Dia.


Tafsir Tahlili

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt menugaskan kepada beberapa malaikat untuk selalu mengikuti manusia secara bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Ada malaikat yang bertugas menjaga manusia di malam hari, dan ada yang di siang hari, menjaga dari pelbagai bahaya dan kemudaratan. Ada pula malaikat yang mencatat semua amal perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk, yaitu malaikat yang berada di sebelah kanan dan kiri. Malaikat yang berada di sebelah kanan mencatat segala kebaikan, dan yang di sebelah kiri mencatat amal keburukan, dan dua malaikat lainnya, yang satu di depan dan satu lagi di belakang. Setiap orang memiliki empat malaikat empat pada siang hari dan empat pada malam hari. Mereka datang secara bergiliran, sebagaimana diterangkan dalam hadis yang sahih:

يَتَعَاقَبُوْنَ فِيْكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُوْنَ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ فَيَصْعَدُ إِلَيْهِ الَّذِيْنَ بَاتُوْا فِيْكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ. (رواه البخاري عن أبي هريرة)

Ada beberapa malaikat yang menjaga kamu secara bergiliran di malam hari dan di siang hari. Mereka bertemu (untuk mengadakan serah terima) pada waktu salat Subuh dan salat Aṣar, lalu naiklah malaikat-malaikat yang menjaga di malam hari kepada Allah Ta’ala. Dia bertanya, sedangkan Ia sudah mengetahui apa yang akan ditanyakannya itu, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kamu meninggalkan mereka (di dunia)?” Malaikat menjawab, “Kami datang kepada mereka ketika salat dan kami meninggalkan mereka, dan mereka pun sedang salat.” (Riwayat al-Bukhārī dari Abu Hurairah)

Apabila manusia mengetahui bahwa di sisinya ada malaikat-malaikat yang mencatat semua amal perbuatan dan mengawasinya, maka dia harus selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat karena setiap aktivitasnya akan dilihat oleh malaikat-malaikat itu. Pengawasan malaikat terhadap perbuatan manusia dapat diyakini kebenarannya setelah ilmu pengetahuan menciptakan alat-alat modern yang dapat mencatat semua kejadian yang terjadi pada diri manusia. Sebagai contoh, alat pengukur pemakaian aliran listrik dan air minum di tiap-tiap kota dan desa telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang telah dipergunakan dan berapa yang harus dibayar oleh si pemakai. Demikian pula alat-alat yang dipasang di kendaraan bermotor yang dapat mencatat kecepatannya dan mengukur berapa jarak yang telah ditempuh.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengungkapkan bermacam-macam perkara gaib, sebagai bukti yang dapat memberi keyakinan kepada kita tentang benarnya teori ketentuan agama. Hal itu juga menjadi sebab untuk meyakinkan orang-orang yang dikuasai oleh doktrin kebendaan, sehingga mereka mengakui adanya hal-hal gaib yang tidak dapat dirasakan dan diketahui hanya dengan panca indera. Oleh karena itu, sungguh tepat orang yang mengatakan bahwa kedudukan agama dan pengetahuan dalam Islam laksana dua anak kembar yang tidak dapat dipisahkan, atau seperti dua orang kawan yang selalu bersama seiring sejalan dan tidak saling berbantahan.

Malaikat-malaikat menjaga manusia atas perintah Allah dan seizin-Nya. Mereka menjalankan tugas dengan sempurna. Sebagaimana dalam alam kebendaan ada hubungan erat antara sebab dan akibat, sesuai dengan hikmahnya, seperti adanya pelupuk mata yang dapat melindungi mata dari benda yang mungkin masuk dan bisa merusaknya, demikian pula dalam kerohanian, Allah telah menugaskan beberapa malaikat untuk menjaga manusia dari berbagai kemudaratan dan godaan hawa nafsu dan setan.

Allah swt telah menugaskan para malaikat untuk mencatat amal perbuatan manusia meskipun kita tidak tahu bagaimana cara mereka mencatat. Kita mengetahui bahwa sesungguhnya Allah sendiri cukup untuk mengetahuinya, tetapi mengapa Dia masih menugaskan malaikat untuk mencatatnya? Mungkin di dalamnya terkandung hikmah agar manusia lebih tunduk dan berhati-hati dalam bertindak karena kemahatahuan Allah melingkupi mereka. Amal mereka terekam dengan akurat sehingga kelak tidak ada yang merasa dizalimi dalam pengadilan Allah.

Ali bin Abi Talib mengatakan bahwa tidak ada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang menjaganya dari kejatuhan tembok, jatuh ke dalam sumur, dimakan binatang buas, tenggelam, atau terbakar. Akan tetapi, bilamana datang kepastian dari Allah atau saat datangnya ajal, mereka membiarkan manusia ditimpa oleh bencana dan sebagainya.

Allah tidak akan mengubah keadaan suatu bangsa dari kenikmatan dan kesejahteraan yang dinikmatinya menjadi binasa dan sengsara, melainkan mereka sendiri yang mengubahnya. Hal tersebut diakibatkan oleh perbuatan aniaya dan saling bermusuhan, serta berbuat kerusakan dan dosa di muka bumi. Hadis Rasulullah saw:


إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوْا عَلَى يَدَيْهِ يُوْشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللّٰهُ تَعَالَى بِعِقَابٍ (أخرجه أبو داود والترمذي وابن ماجه عن أبي بكر الصديق)

Jika manusia melihat seseorang yang zalim dan tidak bertindak terhadapnya, maka mungkin sekali Allah akan menurunkan azab yang mengenai mereka semuanya. (Riwayat Abū Dāwud, at-Tirmīżī, dan Ibnu Mājah dari Abu Bakar aṣ-Ṣiddīq)


Pernyataan ini diperkuat dengan firman Allah:

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚ

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. (al-Anfāl/8: 25)


Kaum muslimin pada fase pertama penyebaran Islam telah mengikuti ajaran-ajaran Al-Qur’an dengan penuh keyakinan dan kesadaran, sehingga mereka menjadi umat terbaik di antara manusia. Mereka menguasai berbagai kawasan yang makmur pada waktu itu, serta mengalahkan kerajaan Roma dan Persia dengan menjalankan kebijaksanaan dalam pemerintahan yang adil, dan disaksikan oleh musuh-musuhnya. Orang-orang yang teraniaya dibela dalam rangka menegakkan keadilan. Oleh karena itu, agama Islam telah diakui sebagai unsur mutlak dalam pembinaan karakter bangsa dan pembangunan negara.

Setelah generasi mereka berlalu dan diganti dengan generasi yang datang kemudian, ternyata banyak yang melalaikan ajaran agama tentang keadilan dan kebenaran, sehingga keadaan mereka berubah menjadi bangsa yang hina. Padahal sebelum itu, mereka merupakan bangsa yang terhormat, berwibawa, mulia, dan disegani oleh kawan maupun lawan. Mereka menjadi bangsa yang diperbudak oleh kaum penjajah, padahal sebelumnya mereka sebagai penguasa. Mereka menjadi bangsa yang mengekor, padahal dahulunya mereka merupakan bangsa yang memimpin.

Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya telah mencantumkan sebuah bab dengan judul: Kezaliman dapat Menghancurkan Kemakmuran. Beliau mengemukakan beberapa contoh dalam sejarah sebelum dan sesudah Islam, bahwa kezaliman itu menghancurkan kekuasaan umat Islam dan merendahkan derajatnya, sehingga menjadi rongrongan dari semua bangsa. Umat Islam yang pernah jaya terpuruk beberapa abad lamanya di bawah kekuasaan dan penjajahan orang Barat.

Apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum dengan penyakit, kemiskinan, atau bermacam-macam cobaan yang lain sebagai akibat dari perbuatan buruk yang mereka kerjakan, maka tak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Allah.

Share:

Khutbah Gerhana - Pelajaran Ibadah dan Akidah dari Gerhana Matahari

 


Oleh: M. Rofiq Muzakkir : Pelajaran Ibadah dan Akidah dari Gerhana Matahari


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

الصَّلَاةُ و السَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

أما بعد:


Jamaah hadirin dan hadirat yang Allah muliakan

Peristiwa gerhana adalah sunnatullah, fenomena alam, yang terjadi sesuai dengan ketentuan Allah azza wa jalla. Allah mengatur pergerakan alam semesta secara detail dan rapi. Allah berfirman:


وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ


dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. (Yasin 38)

Gerhana matahari (dalam Bahasa Arab disebut dengan khusūf) terjadi ketika bulan mengakhiri satu putaran rutin nya mengelilingi bumi. Ketika gerhana terjadi, posisi bulan berada di tengah-tengah antara matahari dan bumi dalam satu garis lurus. Posisi tengahan bulan ini menutupi seluruh atau sebagian cahaya matahari ke bumi.

Rasulullah Saw mewasiatkan kepada kita pada saat gerhana terjadi untuk memperbanyak zikir, doa, dan istighfar.


إنَّ الشَّمْسَ والقَمَرَ آيَتانِ مِن آياتِ اللَّهِ، لا يَخْسِفانِ لِمَوْتِ أحَدٍ ولا لِحَياتِهِ، فإذا رَأَيْتُمْ ذلكَ، فادْعُوا اللَّهَ، وكَبِّرُوا وصَلُّوا وتَصَدَّقُوا


Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena wafatnya atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah, perbanyak takbir, lakukan shalat, dan bersedekahlah. [HR Bukhari no 1044 dan no Muslim 901]

Dalam hadis lain beliau bersabda,


فَافْزَعُوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ تعالى، ودُعَائِهِ، وَاسْتِغْفَارِهِ


Bersegeralah untuk berzikir kepada Allah, berdoa kepada-Na, dan beristifghar [HR Bukhari no 1059 dan Muslim no 912].

Jamaah hadirin dan hadirat yang Allah muliakan

Perintah khusus untuk melaksanakan zikir, doa, dan istighfar di waktu gerhana (momen khusus yang jarang terjadi) mengindikasikan setidaknya dua hal.

Pertama, peristiwa gerhana adalah salah satu momen yang mustajab (doa kita akan dikabulkan oleh Allah Swt). Untuk itu, selaku khatib, saya mengajak kepada kita semua pada hari ini untuk melangitkan kalimat-kalimat indah dan memunajatkan keinginan kita kepada Allah Swt. Mintalah apapun kepada Allah disertai keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan nya (udʿullāh wa antum muqinūna bil ijābah).

Kedua, Rasulullah mengingatkan kepada kita bahwa kita harus menghubungkan semua hal di alam semesta yang kita lihat kepada kebesaran Allah Swt. Gerhana adalah kesempatan bagi kita untuk mengekspresikan kesadaran bahwa Allah lah yang berkuasa dan mengatur alam semesta. Semuanya tunduk akan kehendak Allah. Matahari tunduk, bulan tunduk, maka kita pun semestinya tunduk kepada-Nya.

Jamaah hadirin dan hadirat yang Allah muliakan

Peristiwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah satu kali. Peristiwa ini terjadi di akhir hayat beliau, yaitu tepatnya tanggal 29 Syawwal tahun 10 hijriyah, atau lima bulan sebelum beliau wafat. Sebagaimana kita ketahui, Nabi kita tercinta wafat pada tanggal 12 Rabiul Awwal 11 H.

Peristiwa gerhana di zaman Rasulullah terjadi berbarengan dengan wafatnya putra terakhir beliau yang bernama Ibrahim. Ia adalah satu-satunya anak nabi yang lahir dari selain ummul mukminin Khadijah Ra. Ibrahim lahir dari pasangan Nabi yang bernama Maria Qibtiyyah yang berasal dari Mesir.

Nabi sendiri dalam hidupnya memiliki tujuh orang anak, yaitu Qasim, Abdullah (yang wafatnya menjadi sebab turunnya surat al-Kautsar), Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah, dan Ibrahim sendiri. Qadarallah, semua anak-anak Nabi dipanggil oleh Allah mendahului beliau, kecuali Sayyidah Fatimah az-Zahra, yang wafat enam bulan setelah nabi wafat.

Pada saat gerhana terjadi, muncul desas-desus di kalangan sahabat Nabi bahwa fenomena ini terjadi karena wafatnya Ibrahim. Nabi mengetahui beredarnya spekulasi ini di kalangan sahabatnya di Madinah. Maka dalam khutbah nya Nabi tegaskan:


إنَّ الشَّمْسَ والقَمَرَ لا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أحَدٍ ولَا لِحَيَاتِهِ


Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena wafatnya atau hidupnya seseorang. [HR Bukhari no. 1059]

Jamaah hadirin dan hadirat yang Allah muliakan

Pernyataan Nabi dalam hadis ini sesungguhnya penting untuk kita renungkan sejenak karena ada pelajaran akidah penting di dalamnya. Kita seringkali secara keliru menisbahkan peristiwa di dunia karena perbuatan manusia. Khusus terkait dengan gerhana, bahkan ada satu keyakinan mistik pada tingkat global yang terdapat dalam banyak peradaban manusia bahwa peristiwa ini adalah akibat dari seorang raksasa memakan matahari.[1] Tentu saja ini suatu kekeliruan: selain bertentangan dengan akidah Islam, ia juga bertentangan dengan ilmu pengetahuan.

Di samping pandangan mistik, di sisi lain, kita juga menjumpai pandangan sekuler terkait gerhana. Kelompok ateis atau agnotik meletakkan fenomena gerhana matahari murni sebagai gejala alam, tidak ada hubungan nya dengan Tuhan dan keimanan. Pandangan ini tidak kalah menyesatkan nya. Alam semesta dikosongkan dari campur tangan Tuhan. Naʿūdzubillāh, betapa arogannya pandangan ini.

Di sinilah kita bisa memahami letak posisi tengahan (wasatiyyah) Islam. Ajaran agama ini berada di antara kelompok yang kurang dan lebih (bayna al-ifrāṭ wa al-tafriṭ). Islam tidak mistis, tetapi juga tidak sekuler. Ajaran tengahan ini perlu kita dakwahkan kepada dunia global. Allah berfirman:


وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا


Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. [QS al-Baqarah 143]

Apa yang terjadi pada Nabi Muhammad setelah wafatnya putra beliau?

Kembali kepada Ibrahim. Ia wafat dalam usia belum genap dua tahun. Ada riwayat yang menyebutnya bahwa ia wafat pada usia 1 tahun 4 bulan, ada yang menyebutnya 1 tahun 6 bulan. Pada usia ini, anak-anak sedang dalam usia menggemaskan. Anak kecil mulai mengenal orang tuanya, mulai berjalan, dan lari-lari kecil. Anak pada usia ini membawa kesenangan kepada orang tuanya. Kehilangan anak pada usia ini tentu akan sangat menyakitkan bagi orang tua. Begitu pula dengan Nabi Muhammad Saw.

Wafatnya Ibrahim meninggalkan kesedihan yang mendalam pada diri beliau. Air mata deras mengalir di pipi beliau. Seorang sahabat, Abdurrahman ibn Auf, yang menyaksikan ini sampai terheran dan bertanya:

“Wa anta yā rasūlallāh (Engkau juga bisa menangis, ya Rasulullah)?

Jawaban Rasulullah adalah sebagai berikut:


إنَّهَا رَحْمَةٌ


Ini adalah tangisan kasih sayang


إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، والقَلْبَ يَحْزَنُ، ولَا نَقُولُ إلَّا ما يَرْضَى رَبُّنَا، وإنَّا بفِرَاقِكَ يا إبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ


Sesungguhnya mata ini bisa menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rabb kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim. [HR Bukhari no 1303 dan Muslim no 2315]

Jamaah hadirin dan hadirat yang Allah muliakan.

Ada pelajaran penting yang dapat kita ambil dari jawaban Rasulullah ini.

Pertama, kesedihan saat musibah terjadi adalah sesuatu yang manusiawi. Kesedihan justru menunjukkan ada kasih sayang dalam diri kita. Sedih juga tidak bertentangan dengan sabar. Orang yang bersedih dan menangis, bukan berarti ia tidak sabar. Sabar artinya adalah mengontrol ucapan dan lisan kita, supaya tidak mengucapkan kalimat buruk dan berbuat buruk. Kita tidak merusak diri dan orang lain dan juga tidak frustasi.

Kedua, hadis ini menunjukkan tingkat keteguhan hati dan kesabaran Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah makhluk Allah yang paling banyak diuji Allah. Beliau kehilangan ayah-ibu saat kecil, kehilangan istri dan paman di puncak rintangan dakwah, akhirnya juga harus kehilangan anak di usia tua. Sebelum lahir, sejak kecil, sampai jelang wafat hidup Nabi tidak berhenti diuji Allah.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari teladan Nabi Muhammad adalah pentingnya sabar dalam menghadapi ujian. Ujian adalah mekanisme yang Allah pilih untuk meningkatkan derajat kita di hadapan-Nya. Ujian jangan sampai membuat kita menjauh dari Allah dan menjadi kufur terhadap-Nya. Rasulullah bersabda:


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ)


Diriwayatkan dari Anas ibn Malik Ra dari Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridha (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak ridha, maka Allahpun tidak akan ridha kepadanya.” [HR. Tirmidzi, no 2320 dan Ibnu Majah no 4021]

Jamaah hadirin dan hadirat yang Allah muliakan.

Sebelum mengakhiri ibadah shalat gerhana hari ini dengan berdoa, izinkan khatib merangkum pelajaran penting yang perlu kita catat.

1 Gerhana mendorong kita memperbanyak ibadah kepada Allah dengan berzikir, beristighfar, berdoa, dan bersadaqah. Di akhir bulan Ramadhan tentu saja, amalan ini bermakna khusus bagi kita semua. Insya Allah pahalanya Allah lipat gandakan.

2 Gerhana menguatkan iman kita karena peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Allah mengatur alam semesta dengan kerapian dan keindahan.

Marilah kita berdoa kepada Allah azza wajalla.

Doa


اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَ بِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُنْيَا وَ الدِيْنِ

وَ الصَّلَاةُ و السَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَة ًفِى الدِّيْنِ وَعَافِيَة ًفِى اْلجَسَدِ وَ زِيَادَةً فِى اْلعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الِّرزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ اْلمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيم

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


Rofiq Muzakkir, Warga Muhammadiyah Ranting Jongke Tengah, Sleman

Sumber Media: Suara muhammadiya

Share:

Postingan Populer

Postingan Unggulan

PILIHAN HARGA TERIMA JASA WEB

PILIHAN HARGA SAAT INI ( Harga sewaktu-waktu bisa berubah ) 1. Website All In One PROMO Rp. 1.300.000 sampai Akhir Desember 2023 Harga Nor...