Skip to main content

Khutbah Idul Adha 1445 H NILAI-NILAI QURBAN DALAM KEHIDUPAN

 


Khutbah Idul Adha 1445 H/2024 M;

NILAI-NILAI QURBAN DALAM KEHIDUPAN

ุงَู„ุณَّู„ุงَู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ِู„ّٰู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

ุงู„ู„ู‡ُ ุงَูƒุจَุฑْ(X9),ู„ุงุงู„ٰู‡َ ุงِู„ุงุงู„ู„ู‡ ูˆَุงู„ู„ู‡ُ ุงَูƒุจุฑ,ุงู„ู„ู‡ُ ุงูƒุจَุฑُูˆَู„ู„ู‡ِ ุงู„ุญَู…ْุฏ

ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ِ ุงู„َّุฐِู‰ْ ุฌَุนَู„َ ุงู„ْุงِุณْู„َุงู…َ ุทَุฑِูŠْู‚ًุง ุณَูˆِูŠًّุง, ูˆَูˆَุนَุฏَ ู„ِู„ْู…ُุชَู…َุณِّูƒِูŠْู†َ ุจِู‡ِ ูˆَูŠَู†ْู‡َูˆْู†َ ุงู„ْูَุณَุงุฏَ ู…َูƒَุงู†ًุง ุนَู„ِูŠًّุง. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุงِู„َู‡َ ุงِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„َุงุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ, ุดَู‡َุงุฏَุฉَ ู…َู†ْ ู‡ُูˆَ ุฎَูŠْุฑٌ ู…َّู‚َุงู…ًุง ูˆَุฃَุญْุณَู†ُ ู†َุฏِูŠًّุง. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ุงู„ْู…ُุชَّุตِูُ ุจِุงู„ْู…َูƒَุงุฑِู…ِ ูƒِุจَุงุฑًุง ูˆَุตَุจِูŠًّุง. ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ูَุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูƒَุงู†َ ุตَุงุฏِู‚َ ุงู„ْูˆَุนْุฏِ ูˆَูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆْู„ุงً ู†َุจِูŠًّุง, ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ูŠُุญْุณِู†ُูˆْู†َ ุฅِุณْู„ุงَู…َู‡ُู…ْ ูˆَู„َู…ْ ูŠَูْุนَู„ُูˆْุง ุดَูŠْุฆًุง ูَุฑِูŠًّุง. ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ; ูَูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْุญَุงุถِุฑُูˆْู†َ ุฑَุญِู…َูƒُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ, ุงُูˆْุตِูŠْู†ِูŠْ ู†َูْุณِู‰ْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ุจِุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„ู‡ِ. ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ُูˆْู†َ. ู‚َุงู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ุชَุนَุงู„َู‰: ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ, ูŠَุง ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุขู…َู†ُูˆْุง ุงุชَّู‚ُูˆْุง ุงู„ู„ู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ِ ูˆَู„ุงَ ุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุงَู†ْุชُู…ْ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Waliilahil Hamd

Jamaah shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah…,

Marilah kita senantiasa bersyukur dan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt., atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Kita masih diberi nikmat iman dan Islam, kesehatan dan kesempatan untuk melaksanakan berbagai ibadah kepada Allah Swt., termasuk melaksanakan shalat Idul Adha pada pagi hari ini. 

Kemudian shalawat serta salam, kita haturkan ke pangkuan baginda Nabi Besar Muhammad Saw., seorang manusia mulia dan nabi terakhir yang dipilih Allah Swt. untuk menjadi teladah (uswah) bagi seluruh umat manusia sepanjang masa..

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Waliilahil Hamd

Kaum muslimin yang berbahagia….!

Pada pagi hari ini, kaum Muslimin yang menunaikan ibadah haji sebagai tamu Allah Swt., dhuyufurrahman, telah berkumpul melaksanakan wuquf di ‘Arafah. Mereka dengan pakaian ihramnya, berasal dari berbagai belahan dunia. Mereka datang dengan latar belakang bangsa, ras, warna kulit, budaya dan strata sosial yang berbeda satu sama lain. Namun, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu memenuhi panggilan Allah Swt. untuk menjadi tamu-Nya dan bertauhid meng-Esakan Allah Swt. semata.

Bagi kaum Muslimin yang belum memiliki kemampuan menjadi tamu Allah Swt., mereka melaksanakan shalat Idul Adha dan ibadah qurban, sesuai dengan kemampuannya di manapun mereka berada. Ibadah qurban yang dilaksanakan kaum muslimin, sebagai salah satu upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Swt.

Perayaan Idul Adha selalu menjadi momen spesial bagi umat Islam sedunia. Setidaknya ada dua hal pokok yang selalu menonjol dalam momen tersebut; pertama, ibadah haji. Jutaan Mulim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Tanah Suci untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Kedua, pelaksanaan qurban atau penyembelihan sejumlah binatang ternak. Kesempatan ini sebagai bentuk solidaritas pelaksana qurban kepada kaum fakir, miskin, kerabat, dan tetangga sekitar dengan berbagi daging sembelihan.

Kedua pelaksanaan ibadah tersebut tak bisa dilepaskan dari sejarah dan ajaran Nabi Ibrahim dan keluarganya. Meski tiap tahun Idul Adha dirayakan, sepertinya hanya sebagian kecil saja dari kita meneladani Nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari. Kita seperti selalu baru ingat keteladanan tersebut menjelang Idul Adha. Sehingga ajarannya pun dilaksanakan hanya tiap tahun. Padahal, esensi ajaran beliau, terutama soal berqurban, memiliki makna yang luas dan bisa diterapkan dalam jangka waktu tak terbatas.

Kaum muslimin rahimakumullah…!

Sepanjang hidup, sudah berpuluh kali kita merayakan Idul Adha atau hari raya kurban. Namun pertanyaan yang seharusnya menjadi renungan  adalah sudah sejauh mana kita menanam, memupuk, memelihara serta mengekalkan nilai-nilai dan hikmah kurban itu dalam kehidupan sehari-hari. Betapa seringnya dilihat di dalam masyarakat, hari raya kurban itu diperingati dengan penuh gegap gempita. Hewan kurban disembelih, daging kurban dibagikan, Takbir dan tahlil di laungkan memenuhi angkasa raya. Namun sayangnya jiwa dan semangat berkorban justeru semakin jauh dalam masyarakat. Seringkali kita baru sekedar berkorban, akan tetapi belum lagi memetik hikmah yang ada di dalam ibadah itu. Maka wajar sering dijumpai ada pedagang yang selalu berkurban, namun dalam kehidupannya masih tetap mengorbankan pembeli demi untuk keuntungan dan laba. Ada pejabat yang selalu berkorban akan tetapi masih mengorbankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara demi kepentingan pribadi dan golongan. Artinya kita masih melakukan qorban zahir tapi tidak disertai dengan pengamalan hakikat qurban yang sesungguhnya.

Kalau kita buka Kitab sejarah Islam, maka akan dijumpai bahwa sejarah qurban yang dirayakan hari ini, dimulai oleh Nabi Ibrahim AS. yang telah melakukan satu pengorbanan yang sangat besar dalam sejarah peradaban manusia, menyembelih anak tercinta. Bagi kita ummat Islam sikap hidup Ibrahim sewajarnya  dijadikan pedoman dalam menghadapi kehidupan zaman modern yang penuh dengan tantangan. Hal ini seperti firman Allah SWT di dalam surah al-Mumtahanah ayar 4 :

ู‚َุฏْ ูƒَุงู†َุชْ ู„َูƒُู…ْ ุฃُุณْูˆَุฉٌ ุญَุณَู†َุฉٌ ูِู‰ٓ ุฅِุจْุฑَٰู‡ِูŠู…َ ูˆَูฑู„َّุฐِูŠู†َ ู…َุนَู‡ُ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia..”

Seperti diketahui Nabi Ibrahim berpuluh tahun berdoa agar diberikan anak yang akan melanjutkan dakwah dan risalah Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Sehingga Ibrahim selalu melantunkan kata-kata dalam doa :

ุฑَุจِّ ู‡َุจْ ู„ِูŠ ู…ِู†َ ุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠู†َ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang shaleh.”(QS. As Saffat: 100)

Menurut Ibn Katsir doa ini dilantunkan Ibrahim kepada Allah SWT agar dia diberikan anak yang shaleh, taat dan patuh serta teman yang akan menghibur dan menemani dirinya setelah terpisah jauh dari keluarga. Bagi Ibrahim anak itu bukan sekedar orang yang akan melanjutkan keturunan. Bukan orang yang akan mewarisi harta, namun yang terpenting anak harus mampu mewarisi iman dan agama.

Prinsip inilah yang semestinya kita jadikan contoh dalam mendidik anak. Orang tua harus menyadari bahwa anak itu bukan sekedar orang yang akan mewarisi kebun, sawah, perusahan atau deposito di bank. Namun yang paling penting adalah anak itu mampu mewarisi agama dan iman yang kita miliki. Kita boleh bangga memiliki anak-anak  yang kaya, berilmu atau sarjana. Namun sesungguhnya yang harus kita pikirkan lebih lanjut adalah apakah anak-anak kita faham akan agama..? Apakah sesudah kematian kita nanti anak-anak itu masih rukuk dan sujud kepada Allah..? Ini yang harus direnungkan dari lubuk hati yang terdalam. Kalau orang tua kita dahulu masih mampu menitipkan ruh iman di dalam jiwa kita, apakah kita masih mampu mewariskannya kepada anak dan cucu..?

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahil hamd… 

Jama’ah Kaum Muslimin Wal Muslimat yang dimuliakan Allah..!

Setelah lama menunggu dengan penuh kesabaran, doa Ibrahim AS dikabulkan oleh Allah Swt., anak itu lahir dan diberi nama Ismail, seorang anak yang sehat dan cerdas. Kehadiran Ismail bagaikan hujan turun setelah kemarau berkepanjangan. Ismail menjadi penghibur duka, pelipur lara, penyejuk bagi orang tuanya. Penghibur hati pengobat jiwa. Namun Allah Swt. memerintahkan agar anak yang baru lahir itu diantar ke suatu lembah sunyi yang tak berpenghuni di tengah padang pasir yang sepi cikal bakal kota Mekah saat ini. Luluh lantak hati Ibrahim mendengar perintah itu. Bagi seorang suami, berpisah dengan isteri adalah pengorbanan. Bagi seorang ayah berpisah dari anak yang kedatangannya sudah berpuluh tahun diharapkan adalah satu penyiksaan. Namun Ibrahim adalah Rasul dan manusia pilihan. Baginya perintah Allah adalah segala-galanya. Jika Allah yang memerintahkan, apapun yang terjadi perintah harus dilaksanakan. Bumi boleh hancur, langit biar runtuh, namun perintah Allah harus tetap dipikul di atas bahu, dijinjing dengan tangan dan digigit dengan gigi geraham.

Masih adakah orang yang seperti Ibrahim saat ini..?, yang rela mengorbankan kebahagiaannya demi melaksanakan perintah Allah Swt.? Walaupun perintah itu menyakitkan, namun hatinya tetap kokoh sebab dia yakin perintah Allah itu pasti baik untuk dirinya. Allah Swt. berfirman :

ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุจُู†َูŠَّ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุฑَู‰ ูِูŠ ุงู„ْู…َู†َุงู…ِ ุฃَู†ِّูŠ ุฃَุฐْุจَุญُูƒَ ูَุงู†ْุธُุฑْ ู…َุงุฐَุง ุชَุฑَู‰ ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฃَุจَุชِ ุงูْุนَู„ْ ู…َุง ุชُุคْู…َุฑُ ุณَุชَุฌِุฏُู†ِูŠ ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุตَّุงุจِุฑِูŠู†َ

“Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu..!’. Ismail menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs. as-Shaffat : 102).

Cobaan yang diberikan Allah kepada Ibrahim tidak sampai di situ saja. Ketika Ibrahim kembali mengunjunginya ke Mekah, saat itu didapatinya anak tersebut sudah remaja, atau menurut Ali al-Sabuni sudah mulai bisa membantu ayahnya, sekitar  berumur lebih kurang tiga belas tahun. Maka datang perintah yang lebih dahsyat lagi, Ibrahim disuruh untuk menyembelih anak tersebut.

Kaum muslimin rahimakumullah…! 

Di mana ada cobaan yang lebih dahsyat dari perintah untuk menyembelih anak kandung sendiri, darah daging sendiri. Sebagai seorang ayah Ibrahim merasa sangat sedih, sebab anak itu belahan jiwanya. Namun sebagai seorang hamba Allah Ibrahim sadar, bahwa anak, harta bahkan jiwanya sendiri itu milik Allah. Jika Allah menghendaki anak itu untuk dikorbankan, mengapa harus ragu, mengapa harus bimbang ? Ibrahim rela menyembelih anak kandungnya sendiri. Ini sikap pemimpin yang sejati.

Ibrahim adalah pemimpin bagi keluarganya, pemimpin bagi umatnya. Dan Ibrahim telah menunjukkan kepada kita bahwa hakikat dari kepemimpinan itu adalah amanah, perjuangan dan pengorbanan. Aspek ini yang sekarang sudah dilupakan. Banyak orang yang menganggap kepemimpinan dan jabatan merupakan kesempatan dan kekuasaan. Sehingga jika di zaman Rasul dan para sahabat saling menolak untuk diberi jabatan, maka hari ini orang justru bersaing, bertanding dan berebut untuk mendapatkan jabatan dan kepemimpinan tersebut. Akhirnya seringkali jabatan bukan lagi pengorbanan, akan tetapi alat untuk mencari korban. Demi jabatan orang rela menghalalkan segala cara. Saling sikut kawan seiring, menggunting dalam lipatan. Teman di atas ditarik, kawan di bawah dipijak, sahabat seiring ditolak. 

Jika ini terjadi, rakyatlah yang akan menjadi korban, sebab orang yang menjadikan jabatan sebagai kesempatan dan alat kekuasaan akan membela para kroninya, meskipun salah dan menegakkan hukum dengan tegas kepada orang yang bukan dalam kelompoknya. Ini yang sering disebut dengan penegakkan hukum yang tebang pilih. Mereka lupa kalau perbuatan ini akan menghancurkan bangsa dan negara sebagaimana sabda Rasul SAW : “Sesungguhnya kehancuran  umat terdahulu terjadi ketika pelaku kesalahan kelompok elit mereka tutupi. Namun jika yang melakukan kesalahan masyarakat biasa, maka mereka tegakkan hukum. Demi Allah, jika anakku Fatimah mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya”. (HR.Bukhari, Muslim, Tirmuzi, Nasa’I, Abu Daud dan Ibnu Majah)

Kepemimpinan dalam Islam adalah perjuangan dan pengorbanan demi kesejahteraan dan kebahagiaan umat dan bangsa. Hal ini yang telah dicontohkan Ibrahim sebagai pemimpin yang harus dijadikan pedoman untuk kehidupan kita hari ini.

Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd…

Lalu bagaimana pula sikap Ismail yang akan disembelih ayahnya..? Apakah remaja ini lari, takut dan melawan kepada orang tuanya..? Maka pada saat Ibrahim berkata:

ูŠَุง ุฃَุจَุชِ ุงูْุนَู„ْ ู…َุง ุชُุคْู…َุฑُ ุณَุชَุฌِุฏُู†ِูŠ ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุตَّุงุจِุฑِูŠู†َ

‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs. as-Shaffat : 102)

Menurut Imam al-Baydawi, ayat di atas menunjukkan kepatuhan Ismail terhadap perintah Allah Swt. Sebab perintah melalui mimpi jauh lebih hebat dari perintah dalam keadaan terbangun. Perintah melalui jalur mimpi sesungguhnya menghendaki kepatuhan dan keikhlasan yang utuh dan tidak berbelah bagi. Maka Ismail sabar akan penyembelihan yang merupakan ketetapan mutlak Allah Swt.

Coba kita bayangkan  jikalau Ismail itu adalah anak kita hari ini. Apa yang dilakukannya bila kita sebagai orang tua akan menyembelihnya. Hampir pasti anak itu  menolak, bahkan melawan atau mereka mungkin menyembelih ayahnya sebelum disembelih. Sebab jangankan berkorban untuk orang tua, terlalu banyak anak muda hari ini justru mengorbakan diri, orang tua dan bangsanya. Ini dapat dilihat dengan maraknya penggunaan narkoba, pergaulan bebas dan berbagai pola hidup negatif lainnya yang dilakukan remaja hari ini. Mereka lupa bahwa masa depan agama, bangsa dan negara ada di tangannya. Kalau Ismail sebagai remaja rela mengorbankan jiwanya untuk ketaatan kepada Allah, maka remaja hari ini jangan sampai mengorbankan diri mereka karena kemaksiatan kepada Allah. Wahai para remaja jadikan Ismail sebagai idola, yang rela berkorban demi agama serta patuh kepada perintah Allah dan orang tua. 

Lalu bagaimana pula sikap Siti Hajar ketika mendengar suaminya akan menyembelih anak yang dicintainya. Anak yang berada dalam tubuhnya selama sembilan bulan. Anak yang disusuinya selama dua tahun. Anak yang dibesarkannya dengan peluh dan air mata. Selaku ibu, hancur hati Siti hajar saat itu. Namun dia juga sadar anak itu tidak lebih dari amanah dan titipan Allah kepada mereka. Maka dengan tegar dan tabah Siti Hajar merelakan anaknya disembelih oleh suaminya sendiri.

Siti Hajar adalah seorang ibu, yang hati nuraninya sama dengan ibu-ibu yang lain. Namun Siti Hajar menyadari kalau dirinya juga hamba Allah dan isteri dari seorang suami yang bernama Ibrahim. Maka fungsi isteri adalah membantu suaminya dalam melakukan ketaatan kepada Allah, bukan menjauhkan suami dari agama Allah. Sikap hidup Hajar inilah  yang harus ditiru oleh para isteri hari ini. Pengorbanan mereka adalah membantu suami agar tetap istiqomah dalam ketaatan. Mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh. Sebab baik atau buruknya  satu keluarga bahkan satu negara besar sekali peranan para ibu di sana. Ini yang dikatakan oleh Rasul :

ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ู…َุชَุงุนٌ ูˆَุฎَูŠْุฑُ ู…َุชَุงุนِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุงู„ْู…َุฑْุฃَุฉُ ุงู„ุตَّุงู„ِุญَุฉُ

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim, no. 1467)

Bahkan ada ungkapan lain yang sangat menjunjung tinggi peranan wanita di dalam masyarakat, yaitu; “Wanita itu adalah tiangnya Negara”. Artinya, rubuh tegaknya suatu negara tergantung pada wanitanya. Jika wanitanya baik, maka baiklah negara, apabila wanitanya buruk, maka hancurlah negara. Maka pada hakikatnya amanah dan pengorbanan ibu-ibu tidak ringan, sebab di tangan ibu-ibulah masa depan negara ini.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah

Apabila Ibrahim AS rela menyembelih anaknya karena Allah. Siti hajar rela mengorbankan anak yang dilahirkan dan dibesarkannya karena mengikuti perintah Allah, sementara Ismail rela menjadi korban juga untuk melakukan perintah Allah, maka sudah saatnya kita bertanya, Apa yang sudah kita lakukan dan korbankan pada saat ini untuk menegakkan agama Allah.?

Seperti diungkapkan di atas, hikmah terbesar dari ibadah qurban adalah kerelaan hati untuk memberikan sesuatu yang kita sayangi untuk Allah Swt. Hari ini Pengorbanan yang kita lakukan tidak perlu menyembelih anak sendiri, akan tetapi cukup sederhana dengan melaksanakan ibadah qurban, menyembelih seekor kambing untuk seorang atau seekor sapi dan kerbau untuk tujuh orang. Setiap bahagian itu memerlukan dana  sekitar Rp. 2 Juta.  Artinya jika setiap kita menabung Rp. 6000 sehari maka tahun akan datang Insya Allah dia akan menjadi peserta qurban. Namun sayangnya,  kadang kita tidak dapat berlaku adil. Untuk pulsa telfon kita mampu mengeluarkan uang lebih dari Rp.6000 sehari. Untuk rokok kita mampu mengeluarkan uang lebih dari itu. Namun untuk ibadah qurban  masih berat menabung Rp. 6000 sehari. Bahkan lebih tragis, kadang orang lebih rela berusaha sekuat tenaga agar dapat kupon daging qorban dari berusaha sekuat tenaga untuk menjadi peserta kurban.

Allahu akbar 3X, La ilaha illallahu Allahu akbar walillahil hamd… 

Jama’ah Kaum Muslimin Wal Muslimat yang dimuliakan Allah..! 

Lalu apa kaitan Ibadah qurban ini dalam kehidupan kita ? Ibadah ini menjelaskan bahwa perjuangan itu harus utuh. Ibrahim adalah pemimpin yang harus dicontoh oleh para bawahan, masyarakat, sampai tingkatan rakyat jelata. Kalau Pemimpin dalam keluarga, maka harus menjadi contoh bagi istri dan anak dan keturunannya. Sementara Ismail adalah sosok yang harus ditiru oleh remaja dan anak-anak muda lainnya. Sementara Siti Hajar adalah sosok yang harus dicotoh oleh para istri. Artinya, setiap elemen di masyarakat dan bangsa harus berkorban untuk kemajuan bangsa, Negara, dan agama. Bukan mengorbankan bangsa dan Negara serta agama untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Setiap kita harus punya andil seperti pupuk yang menghidupkan agama, bangsa dan negara, bukan benalu yang membunuh pohon kehidupan rakyat, bangsa, Negara.

Akhirnya, mari kita hidupkan kembali nilai-nilai dan hikmah qorban dalam kehidupan sehari-hari, apapun profesi dan posisi kita. Orang tua harus berkorban dengan mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang sholeh. Para pemuda harus berkorban dengan menjauhkan diri dari semua perbuatan dan aktifitas yang dapat merusak jiwa, raga dan masa depan. Para pedagang harus berkorban dengan bersikap jujur dalam perniagaaannya. Pemimpin juga harus berkorban dengan mendahulukan kepentingan rakyat dan masyarakat dari kepentingan pribadi dan golongan.

Inilah hakikat dari pengorbanan itu di mana setiap kita punya peranan untuk menyumbangkan tenaga dan segenap usaha demi memperjuangkan Islam dan umat Islam serta kejayaan agama Allah masa kini dan akan datang. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari pengorbanan Nabi Ibrahim AS. dan keluarganya… Aamiin.. Allahhumma Aamiin….

Allahu Akbar 3x Allahu Akbar wa lillahi al-hamd..

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….! 

Di penghujung khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk menyampaikan doa-doa kita kepada Sang Maha mendengar, Allah Azza wa Jalla. Semoga doa-doa itu terhantarkan ke sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah qurban yang kita tunaikan hari ini.

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ู‡ ุงู„ุฃู…ูŠู† ูˆ ุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุงู„ุชุงุจุนูŠู†، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†َّุง ู†َุญْู…َุฏُูƒَ ุจِุฃَู†َّูƒَ ุฃَู‡ْู„ٌ ุฃَู†ْ ุชُุญْู…َุฏ ูˆَู†َุดْูƒُุฑُูƒَ ุจِุฃَู†َّูƒَ ุฃَู‡ْู„ٌ ุฃَู†ْ ุชُุดْูƒَุฑ ูˆَู†ُุซْู†ِูŠْ ุนَู„َูŠْูƒَ ุงู„ْุฎَูŠْุฑَ ูƒُู„َّู‡ُ ูَุฅِู†َّูƒَ ุฃَู†ْุชَ ุฃَู‡ْู„ُ ุงู„ْู…َุฌْุฏِ ูˆَุงู„ุซَّู†ุงَุกِ ، ุฑَุจَّู†ุงَ ุธَู„َู…ْู†ุงَ ุฃَู†ْูُุณَู†ุงَ ุธُู„ْู…ุงً ูƒَุซِูŠْุฑุงَ ูˆَุฅِู†َّู‡ُ ู„ุงَ ูŠَุบْูِุฑُ ุงู„ุฐُّู†ُูˆْุจَ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَ ูَุงุบْูِุฑْ ู„َู†ุงَ ู…َุบْูِุฑَุฉً ู…ِู†ْ ุนِู†ْุฏِูƒَ ูˆَุงุฑْุญَู…ْู†ุงَ ุฅِู†َّูƒَ ุฃَู†ْุชَ ุงู„ْุบَูُูˆْุฑُ ุงู„ุฑَุญِูŠْู…

Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang menciptakan kami, Engkaulah satu-satuNya yang berhak untuk kami sembah…Hari ini kami datang mengetuk pintu ampunanMu. Hari ini kami hadir bersimpuh dengan peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami yang lemah ini. Ya Allah, betapa kami sering lupa bahwa kehidupan dunia ini sangat singkat, hingga kami pun jatuh dan jatuh lagi dalam kedurhakaan terhadap perintahMu. Ya Allah, ampunilah kami, ampunilah kami, ampunilah kami. Ya Allah, jika Engkau menutup pintu ampunanMu yang agung, kepada siapa lagi kami harus mencari ampunan…

Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Zulhijjah, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Berikan cinta yang tak terhitung pada kami agar kami mencintai Rasulullah dengan sepenuh hati kami… gantilah kerinduan kami kepada artis, politisi.. dan manusia laiinya.. dengan kerinduan kami pada Nabi kami Muhammad, agar kelak kami bias berkumpul dengan Rasulullah dalam Surgamu… pertemukan dan kumpulkan kami bersama Muhammad dalam surga-Mu ya Allah….

Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu, jangan Engkau biarkan setan musuhMu menggerogoti persaudaraan kami. Duhai yang Maha Menyelamatkan, Engkau pelindung kami, Engkau pemberi petunjuk orang-orang bingung, Engkau pemberi kecukupan orang yang kekurangan, Engkau pemberi ketenangan orang yang gelisah. Ya Allah, yang sakit Engkau sembuhkan, yang lupa Engkau ingatkan, yang gelisah Engkau tenteramkan, yang sedih Engkau gembirakan, yang meminta Engkau beri dan kabulkan. 

Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami kepada anak-anak kami, suami, isteri kami, karena belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka. 

Ya Allah,… Semoga Malakal Maut tidak menjemput kami, sebelum kami sempat menunaikan ibadah haji, panjanglah umur kami, dan rahmatilah amal kami, beri kami sumber kehidupan yang cukup dan Engkau ridhoi, agar kami  bisa berulang kali ke tanah haramMu Mekkah al-Mukarramah. Ya Allah,  kami senantiasa rindu untuk thawaf di Ka’bahMu, bermunajah di Hijir Ismail, di Maqam Ibrahim, meminum air zamzam dari sumber aslinya, sai dari bukit Shafa dan Marwah, ridhoi kami duduk bersimpuh di Padang Arafah, dengan cucuran air mata yang sangat membahagiakan, tak ada keagungan Rahmat  kebesaranMu melebihi saat wukuf di Arafah. Ya Allah, berilah kami peluang untuk shalat di Masjidil Haram di Mekkah dan  Masjid Nabawi di Madinah berulang-ulang, izinkanlah kami Ya Allah untuk berziarah di maqam Rasul di Raudha, sebagai wujud silaturahim kami dengan Rasulullah SAW.

Ya Allah Tuhan yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti kepada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan ada nikmat tanpa bersama kedua orang tua kami. 

Ya Allah, ya Rabbana, berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satuNya yang dapat memberikan kekuatan untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan anak-anak kami sebagai penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami sendiri dalam kegelapan alam kubur… Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah NabiMu…

Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan kami, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap. Aamiin.. ya Rabbal alamiin….

ุฑَุจَّู†َุง ู‡َุจْ ู„َู†َุง ู…ِู†ْ ุฃَุฒْูˆَุงุฌِู†َุง ูˆَุฐُุฑِّูŠَّุงุชِู†َุง ู‚ُุฑَّุฉَ ุฃَุนْูŠُู†ٍ ูˆَุงุฌْุนَู„ْู†َุง ู„ِู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠْู†َ ุฅِู…َุงู…ًุง

ุฑَุจَّู†َุง ุขุชِู†َุง ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَูِูŠ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ

ูˆَุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َู‰ ู†َุจِูŠِّู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆ َู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏّูŠْู†,ูˆَุขุฎِุฑُ ุฏَุนْูˆَุงู†َุง ุฃَู†ِ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ


Disusun Oleh: Usman Tahir, S.Ag

Comments

Popular posts from this blog

Chord / Kunci Gitar - 90 langkah - Lirik Nasyid Gontor

  Chord / Kunci Gitar - 90 langkah - Lirik Nasyid Gontor C          G                                 Am              E Kabut membelai lembut kampung damai F                         G                              C Cahaya sang surya menghangatkan          F               G               Em                 Am Para khalifah muda yang akan mengukir F                                            ...

Identitas pemuda dalam alquran

TUJUH GOLONGAN YANG DINAUNGI ALLAH AZZA WA JALLA PADA HARI KIAMAT ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠْ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ : ุณَุจْุนَุฉٌ ูŠُุธِู„ُّู‡ُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ ูِูŠْ ุธِู„ِّู‡ِ ูŠَูˆْู…َ ู„َุง ุธِู„َّ ุฅِู„َّุง ุธِู„ُّู‡ُ: ุงَู„ْุฅِู…َุงู…ُ ุงู„ْุนَุงุฏِู„ُ، ูˆَุดَุงุจٌّ ู†َุดَุฃَ ุจِุนِุจَุงุฏَุฉِ ุงู„ู„ู‡ِ ، ูˆَุฑَุฌُู„ٌ ู‚َู„ْุจُู‡ُ ู…ُุนَู„َّู‚ٌ ูِูŠ ุงู„ْู€ู…َุณَุงุฌِุฏِ ، ูˆَุฑَุฌُู„َุงู†ِ ุชَุญَุงุจَّุง ูِูŠ ุงู„ู„ู‡ِ ุงِุฌْุชَู…َุนَุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุชَูَุฑَّู‚َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ، ูˆَุฑَุฌُู„ٌ ุฏَุนَุชْู‡ُ ุงู…ْุฑَุฃَุฉٌ ุฐَุงุชُ ู…َู†ْุตِุจٍ ูˆَุฌَู…َุงู„ٍ ، ูَู‚َุงู„َ : ุฅِู†ِّูŠْ ุฃَุฎَุงูُ ุงู„ู„ู‡َ ، ูˆَุฑَุฌُู„ٌ ุชَุตَุฏَّู‚َ ุจِุตَุฏَู‚َุฉٍ ูَุฃَุฎْูَุงู‡َุง ุญَุชَّู‰ ู„َุง ุชَุนْู„َู…َ ุดِู…َุงู„ُู‡ُ ู…َุง ุชُู†ْูِู‚ُ ูŠَู…ِูŠْู†ُู‡ُ ، ูˆَุฑَุฌُู„ٌ ุฐَูƒَุฑَ ุงู„ู„ู‡َ ุฎَุงู„ِูŠًุง ูَูَุงุถَุชْ ุนَูŠْู†َุงู‡ُ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allรขh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allรขh, (3) seorang ya...

Ipar Adalah Maut

Topik "Ipar adalah Maut" sedang hits dan viral karena menyoroti pentingnya menjaga batasan pergaulan antara mahram dan non-mahram dalam Islam. Berikut adalah penjelasan lengkap disertai dalil dari Al-Quran dan hadits yang relevan. _*1. Siapa Saja Mahram?*_ Mahram adalah orang-orang yang haram dinikahi oleh seseorang dalam keadaan apapun. Mahram dapat dibagi menjadi tiga kategori: hubungan darah, persusuan, dan pernikahan. *Mahram Berdasarkan Hubungan Darah:* Dalil dari Al-Quran tentang mahram hubungan darah terdapat dalam surat An-Nisa’ ayat 23: > "Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan;" (QS. An-Nisa': 23) - Ayah dan kakek (baik dari pihak ibu maupun ayah) - Anak laki-laki dan cucu laki-laki (baik dari...